04/03/11

Mulai Dari Diri Sendiri

Mata ini nanar menatap langit-langit putih diatas kepala. Entahlah, saya tak ingat mengapa bisa ada disini. Saya coba menggerakkan tangan, tapi.. Ouuch.. perih sekali rasanya! Sakit menggigiti sekujur tubuh. Saya meringis, tepat ketika bapak datang tergopoh ke ruangan.
“Kamu sudah sadar rupanya?” kata bapak berulang-ulang. Matanya berkaca-kaca. Saya tidak mengerti. Saya perhatikan sekeliling, ruangan ini semuanya putih, tak ada apa-apa selain warna putih. Saya benci warna putih! Nuansanya mencekam dan membuat saya serasa di rumah sakit saja!

Pelan memori saya berputar.. Tadi.. saya mengendarai sepeda motor bebek hitam kesayangan. Lambat saja, tidak pakai ngebut koq. Lalu ada metromini berhenti. Saya ada di sisi kiri metromini, tiba-tiba dari sisi kanan muncul sebuah motor memotong jalan. Dan saya tidak dapat mengantisipasinya! Alhasil tabrakan pun tak dapat dihindarkan. Tubuh saya terpental. Sekitar 10 meter jauhnya. Sakit. Seluruh tubuh ini lemas, kaki ini lemas dan saya hanya bisa pasrah. Saya tidak ingat apapun lagi hingga saya ada di ruangan putih ini, yang ternyata betul adalah sebuah ruangan rumah sakit di bilangan Jatinegara. Ruangan gawat darurat tepatnya.
Perasaan saya campur aduk. Antara sakit, sedih dan kesal. Saya sudah mematuhi semua peraturan; mengenakan helm, tidak mengebut di jalan raya, saya.. saya mengendarai motor dengan bijaksana! Tapi.. tetap saja saya menjadi korban kecelakaan lalu-lintas. Sembari menahan sakit, terngiang semua nasihat bapak waktu saya dulu awal-awal belajar naik motor. Katanya naik motor itu:
* Wajib hukumnya cek kendaraan sebelum berangkat. Intinya persiapan gitulah. Bukan hanya kendaraan secara fisik yg di cek tapi juga kelengkapan suratnya; STNK, SIM. Lalu mengenakan perlengkapan standar kendaraan, helm, jaket, sarung tangan, juga alas sepatu yang tepat. Seluruh tubuh tertutup eh tapi jari kaki gak ditutupi. Lha, kalo kecelakaan, trus jarinya ledes, piye??
* Jadilah Pengendara Yang Defensive. Defensive disini artinya bukan bertahan, Jadi kalau ada yang balap kendaraan kita maka harus dibalap lagi, gak mau kalah. Bukan, bukan itu. Namun pengemudi yang defensive adalah pengemudi yang mampu mengemudikan kendaraannya dengan tenang dan bisa mengantisipasi keadaan lalu lintas. Apakah kendaraan di depan akan belok ke kiri atau ke kanan, perlukah kita mengurangi kecepatan atau bagaimana. Dan oleh karena itu, penting sekali untuk:
* Jaga Jarak Aman Saat Berkendara. Jarak aman dengan kendaraan lain di depan kita akan memberikan ruang untuk kita bereaksi ketika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Jadi kalau sampai ada kejadian yang tidak diinginkan, kita bisa bermanuver. Berapa sih jarak aman itu? Ya kira-kira tiga detik bedanya dengan yang ada didepan kita. Harus dicatat baik-baik, menjaga jarak dan kemampuan menganalisa itu penting sekali. Makanya ada batasan usia untuk mengendarai motor yang ditandai dengan SIM. Kalau anak dibawah umur naik motor, mungkinkah ia memiliki kemampuan menganalisa keadaan sekeliling dengan baik?
* Minimalkan Gangguan dalam Berkendara. Merokok, makan, minum atau bertelepon sambil mengendarai motor. Ealaaah… mau naik motor atau mau ngantar nyawa? Apa saja yang dapat memecahkan konsentrasi harus dihindari karena ketika konsentrasi kita terpecah maka respon dalam mengantisipasi keadaan yang tidak diinginkan juga berkurang.
*Lalu yang terakhir mematuhi peraturan lalu lintas yang ada. Mematuhi peraturan ini berarti, kasih tanda sebelum belok, gak boncengin banyak orang, dan mengendarai motor ya di jalannya. Bukan di trotoar atau malah melawan arus! Masih mau hidup panjang kan?
Dan… kelima pesan bapak tadi itu… itu sudah saya lalukan semua. Tapi tetap saja, saya jadi korban. Detik itu saya sadar, berkendara bukan soal persiapan kelengkapan berkendara dan taat peraturan saja, tapi juga soal tata krama di jalan raya. Jalan raya adalah milik bersama, kita perlu bertenggang rasa. Nah, ini dia yang kurang dari masyarat kita. Semua seolah ingin serba cepat tanpa memikirkan perasaan orang lain. Yang dipikirkan hanyalah kepentingan diri sendiri saja. Yang penting bisa mendahului mobil di depan, tanpa perduli ketika menyalip itu kita membuat pengendara lain kesulitan menjaga jarak bahkan harus ngerem mendadak. Jiyan! Yang begini ini koq ya sering banget kejadian. #miris banget :( (#elusdada, dadanya ayam bakar!
Berkaitan dengan helm, pada saat kecelakaan motor di tahun 2004 tersebut terjadi, bibir bawah saya pecah dan dapat hadiah tiga jahitan. Beruntung saya mengenakan helm tertutup jadi hanya bibir yang jadi korban, bukan kepala yang buyar berceceran! Namun, jika mau jujur banyak terlihat yang kurang peduli dengan keberadaan helm. Iya, sekarang sudah ada helm SNI yang tentu saja menolong sekali… Tapi, apakah helm tersebut dikenakan setiap saat? Dengan alasan tujuan yang akan dicapai dekat-dekat saja, sering saya dapati banyak yang tidak mengenakan helm. Termasuk anak-anak. Ya Tuhan! Bapak ibunya pakai helm, lha kenapa anaknya enggak? Ah, kenapa tidak berpikir akan keselamatan? Mengapa tidak sayang dengan nyawa sendiri? Walau dekat, tetap saja bahaya itu mengintai. Bukan saja mengintai yang dewasa tapi juga mengintai anak-anak yang membonceng!
Nah, apakah harus menunggu korban lain lagi? Korban yang lebih parah lagi? Penyuluhan dan sosialisasi Safety riding perlu digembar-gemborkan, agar banyak yang makin mengerti, agar banyak yang tercelikkan matanya: begini lho berkendara yang baik dan benar itu. Mari, sama-sama menjaga ketertiban di jalan raya. Minjem kata-kata suami saya, Gak usah nunggu orang lain, mulai dari diri sendiri saja. Kalau susah ngikutin petuah bapak saya (yeah, I know my dad is quite fussy for this, nasihatnya banyak banget ya booow) bisa mulai dari hal-hal kecil dulu. Sekarang pakai helm (jangan lupa anak-anak pun wajib mengenakan helm) dan cek kelengkapan surat-surat. Besoknya jadi pengendara yang defensife, yang bisa mengantisipasi keadaan jalan raya, dan begitu seterusnya.
Saya menyadari bahwa perilaku berkendara itu tidak bisa diubah dalam semalam. Tapi bukan berarti tidak bisa berubah kan? Mari, sama-sama galakkan kampanye Safety riding for all of us ini, mulai dari diri sendiri. Jadikan jalan raya tempat yang aman dan nyaman untuk siapa saja berkendara. Untuk anda, untuk saya. Keselamatan di jalan raya itu tanggung jawab kita bersama.

Tidak ada komentar: